BETERNAK ITIK PETELUR
I. Pendahuluan
Peternakan itik / bebek petelur di Indonesia masih
berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini
diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap
tahunnya sekitar 1,24% dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan
telur itik selama ini belum mencukupi permintaan pasar, baik dalam bentuk telur
segar, telur olahan dan telur tetas. Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA dengan
prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya membantu budidaya itik
petelur dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas telur dan daging.
II. Produktivitas Itik
Petelur
Produktivitas Itik petelur dapat ditingkatkan, yakni
mampu menghasilkan telur 200-250 butir/ekor/tahun. Produktivitas itik petelur
dapat ditingkatkan dengan pola pemeliharaan semi intensif dan intensif. Itik
mampu berproduksi sepanjang tahun, kecuali itik sedang mengalami rontok bulu
III. Jenis-jenis Itik Petelur
di Indonesia
A. Itik Tegal
Cirinya adalah bentuk badan hampir tegak
lurus dan langsing menyerupai botol. Tinggi badan mencapai 50 cm dengan berat
badan rata-rata 1,5 kg per ekor. Mulai bertelur berumur 5,5-6 bulan dengan masa
produksi selama 11 bulan terus menerus setiap tahunnya. Bobot telur 65-70
gram.Produksi telur mencapai 250 butir/ekor/tahun..
B. Itik Magelang
Bentuk badan dan produksi telur serta masa
mulai bertelur hampir sama dengan itik tegal. Umumnya memiliki bulu bewarna
kecoklatan dan memiliki warna putih melingkar di leher seperti kalung.
C. Itik Mojosari
Postur tubuh sama dengan itik tegal, hanya
umumnya lebih kecil. Telur yang dihasilkan lebih besar dan beratnya rata-rata
70 gram/butir dengan cangkang bewarna biru kehijauan. Produksi telur mencapai
200 butir/ekor/tahun. Bulu bewarna kemerahan dengan kombinasi coklat, putih dan
hitam.
D. Itik Alabio
Berasal dari Kalimantan.
Postur tubuh segitiga dan jika berdiri membentuk sudut 600 dengan
tanah. Produksi telur mencapai 250-300 butir/ekor/tahun. Mulai bertelur umur g
bulan. Bulu bewarna abu-abu.
IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkandangan
Kandang sebaiknya menghadap ke timur untuk memberikan
kesempatan sinar matahari pagi masuk kedalamnya, sehingga ruangan kandang
menjadi sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2
meter. Dinding kandang bagian bawah sebaiknya berupa tembok setinggi 60 cm dari
lantai. Sedangkan bagian atas terbuat dari kawat atau bilah-bilah bambu yang
diberi jarak. Ukuran atau besar kecilnya kandang tidak menjadi masalah asalkan
kepadatan itik per kandang tidak terlampau sesak. Pada prinsipnya, semakin
rendah kepadatan itik per kandang akan semakin baik perkembangan itik di
dalamnya. Ukuran kepadatan itik per kandang adalah sekitar 4 ekor/m2
untuk kandang tidur dan 2 ekor/m2 untuk kandang main. Jumlah itik
dalam satu kandang dianjurkan 50 ekor.
4.2 Pakan
Bahan baku
ransum itik pada umumnya
digolongkan menjadi dua, yaitu bahan baku nabati
dan bahan baku
hewani. Bahan baku
nabati merupakan sumber energi terbaik untuk itik dan cara pengadaannya
relative murah. Bahan baku itu antara lain dedak halus, jagung kuning, bungkil
kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, sorgum, tepung terigu dari biji
gandum, tepung gaplek, tepung kedelai, ampas tahu, tepung daun papaya, tepung
daun turi, tepung daun lamtoro, Bahan baku hewani antara lain : keong, bekicot,
cacing. Ada
juga yang dalam bentuk olahan pabrik, seperti : tepung ikan, tepung bulu,
tepung darah, tepung limbah udang, tepung kerang, tepung kepala udang. Selain pakan-pakan
diatas, itik masih membutuhkan pakan tambahan yang mengandung gizi/nutrisi
ternak lengkap yang belum terdapat pada pakan-pakan diatas untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan produksi telurnya. Sehingga tujuan atau target dari budidaya
itik petelur yaitu memiliki produksi telur yang optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai
pakan tambahan/pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus dan POC NASA. dan Hormonik Produk-produk
ini menggunakan teknologi asam amino, mineral dan vitamin yang diciptakan
dengan pendekatan fisiologis tubuh itik petelur yaitu dengan meneliti berbagai
nutrisi yang dibutuhkan itik petelur.
VITERNA Plus dan POC
NASA mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan itik petelur, yaitu :
·
Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin,
Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel
dan organ tubuh.
·
Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya
proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh itik
petelur dari serangan penyakit.
·
Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K, Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun
tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses
metabolisme dalam tubuh.
Cara
penggunaannya adalah dengan mencampur/mengoplos VITERNA
Plus dan POC NASA menjadi satu
botol terlebih dahulu, kemudian. dicampurkan pada komboran pakan konsentrat atau
pakan lain dengan dosis : 1 tutup botol campuran VITERNA Plus dan POC NASA dan Hormonik
untuk sekitar 5 kg pakan. Pemberian
disarankan sejak itik berumur starter
(1 minggu)
sampai produksi/menghasilkan telur
V. Contoh Pola Pemberian
Pakan
Pakan
Umur
|
Contoh
Pakan
|
Anak Itik/Starter
(1– 8 minggu)
|
Konsentrat atau pakan ayam starter BR1
(15 gram/minggu/ekor)
|
Masa pertumbuhan
/Grower
( > 8 minggu)
Kandungan Protein : 18 -21%
|
Jagung giling 45%, bekatul 15%, bungkil kelapa 4,5%,
kedelai 15%, tepung daun lamtoro 5%, tepung ikan 10%, rumput kering 2%,
tepung kerang 2%, tepung tulang 1% dan garam 0,5%
|
Masa Produksi/Layer
Kandungan
Protein : 18%
|
3 kg konsentrat/pakan pabrik untuk itik petelur
produksi, 6 kg jagung giling, 6 kg bekatul, dan 1,5 – 2 kg ketam cincang
|
Catatan: Secara umum, pemberian pakan selama masa
pertumbuhan setiap minggu selalu mengalami kenaikan disesuaikan dengan berat
badan itik. Sebagai patokan, kenaikan pakan yang disarankan sekitar 15
gram/minggu/ekor. Jadi pada minggu ke-9, pakan yang diberikan sebanyak 615
gram/minggu/ekor, hingga minggu ke-24 mencapai 840 gram/minggu/ekor. Pemberian
pakan atau ransum dilakukan 2 kali sehari, pada pukul 09.00 dan pukul 14.00.
VI.
Pengendalian Penyakit
Tindakan pertama yang dilakukan
pada usaha pemeliharaan Itik petelur adalah melakukan pencegahan terjangkitnya
penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
· Lahan yang digunakan untuk memelihara Itik
petelur harus bebas dari penyakit menular.
· Kandang dan kolam harus kuat, aman dan
bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas Itik yang telah terserang
penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan
beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas itik sehat cukup dicuci dengan
air biasa.
· Itik yang baru masuk sebaiknya
dimasukkan ke kandang karantina dulu
dengan perlakuan khusus. Itik yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya
dimandikan dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau
Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu,
Itik dapat juga dimandikan larutan Asuntol
berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.
· Kandang diupayakan tidak lembab dan bebas
dari genangan air. Kelembaban yang tinggi dan genangan air dapat digunakan oleh
bibit penyakit sebagai media tumbuh dan perkembangbiakannya
· Dilakukan vaksinasi secara teratur.
Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.
· Pengaturan kepadatan kandang yang tepat.
Kepadatan kandang yang tinggi dapat memicu timbulnya bebagai penyakit.
· Kebersihan dan kesegeran pakan harus
dijaga. Jangan memberikan pakan basi kepada Itik. Pakan harus disimpan di
tempat kering, sehingga terbebas dari jamur dan bau apek.
Beberapa penyakit yang dapat menyerang Itik Petelur
adalah:
1) Penyakit parasit (berak darah, cacingan), \Cacingan dapat
disembuhkan dengan menggunakan obat cacing,kemudian diulang selama 3-4 bulan
sekali. Berak darah dapat disembuhkan dengan obat yang mengandung antibiotika Sulfaquinoxaline.
Obat-obatan dapat diperoleh di toko obat
hewan terdekat ;
2) Penyakit Bakterial (Salmonellosis,
cholera, keracunan, kaki bengkak, Pasteurellosis, Corryza/pilek, Ngorok, Coccidiosis,)
Salmonellosis ditandai dengan kotoran itik encer dan bewarna hijau keputihan,
nafas tersengal-sengal, bulu kusam Dan sayap terkulai. Pengobatan dapart
diberikan obat yang mengandung antibiotika Sulfaquinoxaline dan Furasolidane. Furasolidane dicampurkan pada pakan, sedangkan
Sulfaquinoxaline dicampur pada air minum, Cholera ditandai dengan kotorannya
hijau kekuningan, pengobatan dengan menyuntikan penicilin pada urat daging
dada. Pasteurellosis ditandai dengan kotoran bewarna kehijauan, gangguan pada
mata, pernafasan tersumbat, batuk-batuk, pengobatan dengan memberikan obat
antibiotika Penicillin, Amoxicillin. Corryza ditandai dengan hidung berlendir
atau pilek panda itik, Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika
Streptomicin. Coccidosis ditandai dengan tubuh lemah, kotoran cair Dan sering
bercampur darah. Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Sulafaquixalibn
atau tetra sulfa. Ngorok dapat diobati
dengan memberikan obat antibiotika Spiramycin ;
3) Penyakit Virus (Cacar, Hepatitis Itik);
4) Penyakit lain disebabkan jamur (Pneumonia, Afloktosikosis). Afloktosikosis berasal
dari pakan yang terkena jamur. Aflatoksikosis dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan pakan dan kelembapan tidak tinggi. Pengobatan dengan memberikan obat
antibiotika Fenobartial. Obat-obatan
dapat diperoleh di toko obat hewan terdekat
Hal penting dalam pengendalian penyakit
adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan
sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila
terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan
cara pencegahan dan pengobatannya.
Tag: Crystal X, Crystal X Murah, Crystal X
Crystal x
Sumber : Martawijaya, E.L. Panduan Beternak Itik Petelur Secara Intensif, Bogor: Agro Media Pustaka,2004.
0 komentar:
Posting Komentar